Kabar  

Musda Forum TBM Kabupaten Sidoarjo 2025: Sinergi dan Harapan Baru untuk Gerakan Literasi

Minggu 9 November 2025, satu per satu pegiat literasi dari berbagai kecamatan berdatangan dengan wajah cerah, membawa semangat yang sama: menyatukan langkah untuk masa depan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sidoarjo. Suasana hangat dan akrab segera terbentuk, seolah para peserta telah lama saling mengenal, meski beberapa di antaranya baru bertemu untuk pertama kali.

Di balik pertemuan ini, ada agenda besar: Musyawarah Daerah Forum TBM Kabupaten Sidoarjo 2025, sebuah forum yang digadang menjadi titik balik gerakan literasi akar rumput. Dengan mengusung tema “Bersinergi, Berkolaborasi, dan Mengembangkan TBM Sidoarjo untuk Literasi yang Berdaya dan Berkelanjutan,” Musda ini bukan sekadar pertemuan memilih ketua, namun menjadi ruang bertukar gagasan, menata ulang masa depan, dan memperkuat kehadiran TBM di tengah masyarakat.

Di ruang pertemuan, Arfan Fathoni memimpin jalannya Musda dengan tenang dan mantap. Sebagai bagian dari Presidium, ia melihat langsung bagaimana forum berjalan dalam nuansa kondusif dan penuh kekeluargaan. “Saya berharap kepemimpinan Forum TBM yang baru mampu memberi warna dan inovasi baru dalam gerakan literasi di Sidoarjo,” tuturnya. Kalimat pendek itu seakan menjadi doa yang menggantung di udara, menunggu untuk diwujudkan.

Tidak semua yang hadir adalah pengurus. Beberapa hadir sebagai representasi komunitas literasi yang aktif bergerak di tingkat lokal. Salah satunya Muhammad Azmi dari Book Party Sidoarjo. Sambil membawa catatan kecil, Azmi mengikuti diskusi dengan saksama. Baginya, Musda bukan hanya ajang formal, tetapi ruang belajar yang membuka perspektif baru. “Saya mendapatkan banyak wawasan baru di sini. Forum ini menjadi ajang berbagi pengalaman, berdiskusi, dan menjalin jejaring,” ungkapnya.

Harapannya sederhana namun mendalam: Musda tidak berhenti menjadi acara seremonial. Forum ini menjadi rumah tempat para pegiat literasi saling menguatkan dan melahirkan program nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat. “Semoga dari pertemuan ini lahir kolaborasi dan program yang benar-benar berdampak,” tambahnya.

Di antara para peserta, hadir pula sosok yang selama ini menjadi mitra penting gerakan literasi di Sidoarjo: Ibu Erna Kusumawati, SP., MM., dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Dalam sambutannya, ia berbicara dengan nada penuh dorongan dan keyakinan. “Gerakan literasi tidak akan tumbuh tanpa kolaborasi. TBM adalah jantung yang menghidupkan semangat membaca di masyarakat,” katanya.

Ia menekankan pentingnya gerakan dari lingkup terkecil, dari rumah, dari kampung, dari komunitas kecil, agar literasi tidak sekadar menjadi program, tetapi budaya yang hidup. 

Kata-katanya menyulut semangat para peserta, seolah menegaskan bahwa apa yang mereka lakukan bukan pekerjaan kecil, tetapi bagian dari upaya besar membangun peradaban.

Lahirnya Pemimpin Baru

Setelah diskusi panjang dan evaluasi atas perjalanan tahun-tahun sebelumnya, tibalah sesi paling ditunggu, yaitu pemilihan Ketua Forum TBM Kabupaten Sidoarjo periode 2025–2030. Dari proses musyawarah, nama Fitri Setyo Ariani muncul sebagai pilihan bersama.

Fitri berdiri dan menyampaikan ucapan terima kasih di hadapan para pegiat yang mempercayakan amanah besar tersebut kepadanya. Dengan suara yang tenang, ia menyampaikan tekadnya untuk melanjutkan semangat kolaborasi yang menjadi cita-cita Musda tahun ini. “Semangat bersinergi, berkolaborasi, dan berkelanjutan untuk literasi Sidoarjo,” katanya. “Semoga kemajuan literasi di Kabupaten Sidoarjo terus bergerak dan berdampak.”

Di wajah para peserta, terlihat ekspresi optimis. Beberapa mengangguk, beberapa tersenyum lebar. Ada harapan yang tersebar di ruangan itu, bahwa kepemimpinan baru akan membuka jalan bagi ide-ide segar, kolaborasi lintas komunitas, dan gerakan literasi yang lebih berdaya.

Ketika Musda berakhir, peserta keluar dengan membawa lebih dari sekadar catatan rapat. Mereka pulang dengan keyakinan baru bahwa jejaring literasi Sidoarjo siap melangkah lebih jauh. Pertemuan ini telah menjadi ruang pertemuan gagasan, perjumpaan manusia, sekaligus penyatuan tekad.

TBM di Sidoarjo kini memasuki babak baru, babak yang menekankan gotong royong, kesetaraan, dan keberlanjutan gerakan literasi. Para pegiat, dengan segala keterbatasan dan kelebihan mereka, menyadari bahwa mereka berada di garda depan upaya membangun budaya membaca. Dan Musda 2025 adalah salah satu batu pijakan penting dalam perjalanan itu.

Di Sidoarjo, literasi bukan hanya soal buku. Ia adalah soal kebersamaan, kolaborasi, dan keyakinan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari ruang-ruang kecil yang penuh harapan.

Penulis: Moh. Makrus SahlanEditor: Heri
Exit mobile version