Bait-bait puisi menggema di layar virtual, menyentuh nurani terdalam setiap peserta. Sebuah puisi yang menyiratkan empati atas bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Beberapa wajah tampak sedih. Ada yang menyeka air mata, ada yang menahan senggukan. Begitulah suasana empati yang tersaji saat Panggung Solidaritas Forum TBM: Senandung Doa Untuk Sumatera digelar oleh Forum TBM pada Minggu, (21/12/2025).
Pada sambutannya, Opik selaku Ketua Forum TBM mengatakan bahwa terhimpunnya pegiat literasi yang terhubung dalam ruang digital adalah ikhtiar kecil dari keluarga besar Forum TBM untuk menyatukan kepedihan, harapan, dan doa bagi saudara-saudara kita di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara yang sedang diuji banjir besar.
“Boleh saja kita bersua pada layar demi layar, tetapi sejatinya kita sekaligus terhubung hati demi hati,” katanya mengawali acara. Di ujung sambutannya, Opik membacakan puisi “Membaca Tanda-Tanda” karya Taufiq Ismail. Sebuah upaya reflektif menggugah kesadaran mengenai bencana yang tak luput dari perbuatan manusia. Inilah salah satu bait puisi Taufiq Ismail yang dibacakan Opik.
Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan
Potret dan ekokritik sangat menjadi kekuatan puisi dari penyair besar Indonesia itu, terasa relevan dengan penyebab bencana Sumatera.
Bencana telah merusak banyak hal. Ia tidak sekadar berdampak pada infrastruktur umum, tetapi juga melumpuhkan aktivitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) setempat, merusak koleksi buku, menghancurkan ruang baca, dan memengaruhi kondisi psikologis para pegiat serta anak-anak pemustaka.
Sejatinya, Forum TBM akan melakukan kegiatan sebagai refleksi perjalanan gerakan literasi sepanjang tahun. Akan tetapi, bencana datang tanpa permisi. Ia langsung mengambil lebih 1000 nyawa dalam waktu seketika. Untuk itulah, Forum TBM yang terhubung secara kontekstual dengan fenomena di sekitarnya berinisiatif mengubah format perayaan akhir tahun menjadi sebuah Panggung Solidaritas. Ini wujud nyata empati, dukungan moral, penguatan spiritual, dan transparansi penggalangan aksi kemanusiaan dari seluruh pegiat literasi di Indonesia untuk membangkitkan kembali semangat literasi di tanah Sumatera.
Merespons hal itu, Forum TBM telah melakukan penggalangan donasi. Sampai tanggal 21 Desember 2025, donasi yang terkumpul melalui Forum TBM mencapai Rp 5.616.242, dan alhamdulillah kini pelan-pelan terus bertambah.
Banyak TBM terdampak, bahkan ada yang kehilangan taman baca secara keseluruhan karena tersapu banjir.
Opik melanjutkan bahwa dana hasil donasi ini akan disalurkan ke daerah terdampak untuk program psikososial. Beragam program bisa dilaksanakan seperti reading healing, menggambar bersama, story telling, pendampingan, dan sebagainya. Selanjutnya, usai pengumpulan gelombang perdana ini, Forum TBM akan lanjut ke pemulihan TBM terdampak.
Panggung Solidaritas Forum TBM yang dihadiri lebih seratus peserta benar-benar mewakili rasa kemanusiaan dari berbawagi wilayah Indonesia. Panitia menyiapkan skema acara dengan cukup menggugah dan menyentuh.
Peserta disuguhi pemutaran video TBM terdampak yang dilanjutkan dengan penayangan kilas Forum TBM Peduli dari Bendahara Umum Forum TBM serta Sekapur Sirih Ketum Forum TBM. Layar Zoom Meeting kemudian menayangkan rangkaian video puisi estafet Nusantara wilayah barat. Terdapat tiga TBM yang tampil yakni TBM Pustaka Lazuardi Tasikmalaya (Jabar), TBM Kuntum Mekar Tanjungpinang (Kepri), dan Taman Belajar Al Siradj (DI Yogyakarta).
Hal yang cukup menyentuh ketika tayangan video kabar Sumbar oleh Ketua PW Sumbar, mengabarkan situasi terkini dari daerah bencana. Ada nada sedih berbaur dengan optimisme untuk bangkit dari sana. Selanjutnya, tergelar pula video puisi estafet Nusantara wilayah tengah Indonesia. Ada tiga komunitas yang tampil yakni Teras Baca Nasana (Sulawesi Tengah), TBM Al Kahfi Kab. Muna Barat (Sultra), dan TBM Lisan Tarakan (Kaltara).
Para peserta hadir melalui kotak kecil pada layar zoom, tersentuh dengan persembahan puisi dari sesama anak bangsa. Sebuah upaya agar tetap terhubung dan peduli di tengah rasa duka dan kehilangan.
Selanjutnya, dari Aceh, sebuah video menampilkan Ketua PW Forum TBM Aceh yang berkisah dengan nuansa sedih mengenai kondisi terkini. Di tengah suasana duka, tetap hadir optimisme masyarakat untuk segera keluar dari keterpurukan.
Simpati kembali mengalir saat video puisi estafet Nusantara wilayah timur Indonesia, hadir menyapa. Tiga taman baca hadir mempersembahkan puisi yang menyentuh yakni TBM Binar Pustaka Sorong (Papua), TBM Masure (Maluku), dan TBM Segitiga Emas, Mappi (Papua Selatan). Antara satu puisi ke puisi berikutnya mendentangkan pesan kemanusiaan yang melampaui sekat geografi dan budaya. Video kabar dari Sumut oleh Ketua PW Sumut semakin mengentalkan keharuan.
Sebagai penyelengara, PP Forum TBM juga hadir dalam penampilan khusus. Heni Wardatur Rohmah selaku Sekjen PP Forum TBM tampil membacakan puisi “Gergaji” karya Slamet Sukirnantodan puisi “Dari Tangan ke Tangan” yang dibacakan perwakilan Divisi Litbang, PP Forum TBM. Tidak hanya itu, sebuah video inspirasi aksi solidaritas TBM dari PD Forum Pandeglang tidak kalah inspiratinya. Larik-larik puisi “Gergaji” yang dibacakan Sekjen Forum TBM itu sangat menyentuh. Ada imaji kesedihan dalam larik-larik ini, /Setiap gergaji berderik melengking mengatasi/bunyi satwa, merintihlah hutan ke angkasa/menggugah mereka yang lelap damai tidur di surga/. Puisi yang ditulis 1 Januari 1993 ini, menyiratkan ada aktivtas penebangan hutan yang menggunakan alat konvensional, gergaji. Tetapi bencana yang kini merusak hutan Sumatera, telah menggunakan alat lebih modern seperti buldoser.
Selanjutnya, para ketua atau pengurus Forum TBM dari berbagai daerah di tanah air hadir dalam bentuk video dukungan untuk bencana Sumatera. Mereka adalah Ketua PW Forum TBM NTT, Ketua PW Forum TBM Sultra, Ketua PW Forum TBM Kaltara, Ketua PW Forum TBM Jambi, dan Ketua PW Forum TBM Lampung. Video ini meneguhkan semangat bahwa bencana ini menyatukan seluruh anak bangsa. Apalagi ditambah dengan penampilan Wayang Kali “Lele Gugat” semakin memperkaya Panggung Solidaritas Forum TBM dalam sentuhan seni yang indah dan menggetarkan.
Dari Panggung Solidaritas, Forum TBM telah memberi pesan penting bahwa bencana tidaklah lantas meluluhlantakkan segalanya. Solidaritas kemanusiaan yang dikemas dalam sentuhan seni yang indah, hadir dan memberi harapan bagi penyembuhan. Gerakan literasi menjadi jalan bagi penguatan, penyembuhan, dan ikhtiar untuk perbaikan yang segera yang sifatnya lahir dan batin.
