Sabtu (13/12/2025), saat sang waktu mulai merayap hariaan malam, Syaifuddin Gani dari Pengurus Pusat Forum TBM melakukan wawancara jarak jauh ke Asep Saya Hidayatullah, Ketua Forum TBM Pandeglang, Banten. Wawancara itu dilakukan sekaitan dengan penggalangan donasi untuk korban bencana di Sumatera.
Seperti yang kita ketahui, bencana baru saja melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Korban masih terus bertambah saja. Ribuan batang kayu hanyut menyapu pemukiman, sawah, dan ladang warga. Inilah bencana yang cukup besar, saat bangsa Indonesia sudah ada di penghujung tahun 2025. Betapa tidak, jumlah korban menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, sudah tembus lebih dari seribu orang, sebagaimana diberitakan oleh Breaking News Kompas TV pada Sabtu (13/12/2025).
Di balik deraan bencana, masyarakat Indonesia tidak tinggal diam. Segenap lapisan masyarakat bergotong-royong menggalang bantuan, untuk saudaranya yang diuji oleh Tuhan melalui bencana. Salah satu organisasi yang turut menggalang donasi adalah Forum TBM Pandeglang, Banten. Menurut Asep, pihak-pihak yang terlibat dalam donasi yang ia bentuk, dikhususkan ke pegiat literasi.
“Jadi kemarin itu kami tidak open. Kami komunikasi via grup WhatsApp, juga komunikasi via japri. Intinya, saya mengajak teman-teman untuk kekompakan dan kepedulian dalam mendukung program yang ada di pusat (baca: PP ForumTBM),” jelasnya di ujung telepon.
Asep tidak sendiri. Ia mengerjakannya dengan sesama pengurus Forum TBM Pandeglang yang baru dilantik untuk kepengurusan 2024–2029 ini. Tidak butuh waktu yang terlalu lama untuk mengumpulkan donasi. Hanya berkisar antara tiga sampai empat hari. Pria kelahiran 17 April 1994 ini, mengandalkan percakapan secara japri, selain juga menyampaikannya via grup WhatsApp. Ternyata hanya dengan pesan pribadi itu, sudah cukup efektif. Teman-teman dan koleganya cepat tersentuh.
Di Pandeglang karena pasukannya rataa-rata ibu-ibu, jadi kalau mendapat imbauan, responnya bisa berbeda. Lebih cepat, lebih segera. Jadi, sudah siap saja. Inilah sebuah kebiasaan di Pandeglang yang menjadi tradisi, lanjut Asep. Kalau sudah dijapri di grup WhatsApp, dalam beberapa jam atau sehari, baru tuh sat-set ibu-ibunya. Gerak kerja langsung berjalan. Donasi dapat dihumpun. Soliditas yang beralaskan lambaian tangan kemanusiaan begitu cepat menyentuh para pengurus Forum TBM Pandeglang dan para pegiat literasi di sana.
Jadi, kerja kepedulian ini dilakukan dengan cara yang sifatnya menyentuh perkawanan, persahabatan, dan relasi. Bukan perintah yang sifatnya hierarkis. Apalagi banyak ibu-ibu yang memang responsnya sangat cepat yang melampaui sekat-sekat komunitas. Jika misalnya, uang hasil donasi itu diperuntukkan salah satunya buat penyediaan bahan bacaan, maka ia dapat berfungsi sebagai terapi psikologis bagi korban terdampak di sana, jelas Asep.
Peduli menjadi kata kunci penting di tengah realitas ekologis yang rentan bencana. Donasi yang digalang oleh Forum TBM Pandeglang ini bentuk kepedulian pada korban bencana di Sumatera. Apalagi, secara filosofis Forum TBM Pandeglang memiliki jargon yang melandasi setiap kerjanya, yakni GAJI SAJUTA (Gerakan, Adaftif, Jaringan, Inovatif–tentunya beralaskan–Sabar, Jujur, dan Tawakal). Didasari jargon itulah, mereka melakukan gerakan kepedulian yang mencerminkan kekompakan untuk penggalangan dana bagi korban bencana.
Di sisi lain, para pengurus menegaskan bahwa mereka juga mengindahkan imbauan dari Pengurus Pusat Forum TBM kepada seluruh Forum TBM di setiap tingkatan agar turun tangan membantu korban bencana Sumatera, seperti apa pun bentuknya. Dengan demikian, hubungan antara Forum TBM Pusat dan Forum TBM Pandeglang dalam konteks ini, senantiasa terjalin dengan baik. Alhamdulillah, dari donasi ini, uang terkumpul sebanyak Rp 1.430.000. Kata Asep, uang tersebut sudah dikirim ke Pengurus Pusat Forum TBM. Menurut Opik, selaku Ketua Pengurus Pusat Forum TBM, dana itu akan dikumpulsatukan dengan donasi dari Forum TBM yang dipimpinnya untuk dikirim sekaligus ke daerah terdampak bencana Sumatera.
Jika seluruh pengurus Forum TBM di setiap tingkatan ikut serta bergerak menggalang bantuan, niscaya akan lebih banyak yang dapat diberikan bagi korban bencana. Pemulihan, dengan demikian, akan lebih segera terjadi, kata Asep di ujung percakapan nirkanbel, menutup wawancara kami.
