Nalar  

Pidato Ketua Umum Forum TBM pada Panggung Solidaritas Forum TBM: Senandung Doa untuk Sumatera

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tengah hari ini, kita berkumpul dalam satu panggung yang tidak hanya menghubungkan layar demi layar, tetapi juga hati demi hati. Panggung Solidaritas ini bukan sekadar acara, melainkan ikhtiar kecil dari keluarga besar Forum TBM untuk menyatukan kepedihan, harapan, dan doa bagi saudara-saudara kita di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara yang sedang diuji banjir besar.

Beberapa hari terakhir, kita membaca kabar yang menggetarkan hati. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 20 Desember 2025, mencatat sedikitnya 1.090 jiwa meninggal dunia, 186 orang masih hilang, dan lebih dari 510.528 warga mengungsi. Rumah-rumah terendam, jembatan terputus, dan fasilitas publik lumpuh. Banyak keluarga keluar rumah dalam kepanikan, dengan apa adanya, sementara duka kehilangan terus mengiringi hari-hari mereka.

Di tengah kerusakan itu, ruang-ruang belajar dan TBM pun ikut terdampak. Di beberapa wilayah, termasuk Aceh Tamiang, ada TBM yang benar-benar tersapu air—hilang beserta seluruh koleksinya. Di tempat lain, rak-rak rebah, buku-buku basah dan hancur, dan sudut baca berubah menjadi genangan lumpur. Ruang yang selama ini menjadi tempat anak-anak merasa aman dan bermimpi ikut tenggelam. Namun kita percaya, yang hilang hanya ruangnya—bukan semangat literasinya, bukan tekad para penggerak yang selalu menjaga nyala pengetahuan.

Sampai tanggal 21 Desember 2025, donasi yang terkumpul melalui Forum TBM mencapai Rp 5.616.242, dan alhamdulillah kini pelan-pelan terus bertambah. Dana ini akan disalurkan kepada tiga PW terdampak—Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara—dengan fokus awal pada dukungan psikososial berbasis literasi.

Dukungan ini sangat penting untuk membantu anak-anak memulihkan rasa aman setelah bencana, melalui kegiatan seperti:

Reading Healing: membaca nyaring cerita menenangkan, penuh harapan.
Story Sharing: anak-anak diajak bercerita tentang pengalaman, ketakutan, atau harapan mereka.
Menulis dan menggambar sebagai terapi untuk mengekspresikan emosi secara sehat.
Sudut Baca Darurat di posko pengungsian.
Permainan literasi untuk mengurangi ketegangan dan mengembalikan tawa mereka.

Selepas penyaluran tahap pertama ini, Forum TBM akan membuka gelombang penggalangan donasi berikutnya dengan fokus yang lebih besar pada pemulihan TBM: jika memungkinkan memperbaiki ruang baca yang rusak, membantu TBM yang hilang tersapu air, dan atau setidaknya mampu mengongkosi pendistribusian buku pengganti agar kegiatan literasi bisa kembali hidup. Selanjutnya, seluruh rangkaian pemulihan ini akan dikoordinasikan oleh Bidang Program dan Kemitraan Forum TBM.

Sebagai penutup pengantar kegiatan Panggung Solidaritas ini, izinkan saya membacakan puisi “Tanda-Tanda” karya Taufiq Ismail—sebuah pengingat bahwa kemanusiaan selalu dimulai dari kepekaan: dari kemampuan membaca tanda-tanda getir zaman, lalu menjawabnya dengan empati dan tindakan nyata.

Membaca Tanda-Tanda

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas
dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari kita

Ada sesuatu yang mulanya
tidak begitu jelas
tapi kita kini mulai merindukannya

Kita saksikan udara
abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau
yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil
tak lagi berkicau pergi hari

Hutan  kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan
hutan

Kita saksikan zat asam
didesak asam arang
dan karbon dioksid itu
menggilas paru-paru

Kita saksikan
Gunung       membawa abu
Abu             membawa batu
Batu            membawa lindu
Lindu          membawa longsor
Longsor      membawa air
Air               membawa banjir
Banjir          membawa air
air
mata

Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?

Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani api dan batu

Allah
Ampunilah dosa-dosa kami

Beri kami kearifan membaca
Seribu tanda-tanda

Karena ada sesuatu yang rasanya
mulai lepas dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari

Karena ada sesuatu yang mulanya
tak begitu jelas
tapi kini kami
mulai
merindukannya.

1982
Sumber: Dust on Dust Debu di Atas Debu, Jilid 2, Horison 2014

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Opik, Ketua Forum TBM

Jawa Barat, 21 Desember 2025
____
Catatan: Pidato ini disampaikan saat pelaksanaan kegiatan Panggung Solidaritas Forum TBM: Senandung Doa Untuk Sumatera pada Minggu, 21 Desember 2025, pukul 13.00–15.30 WIB melalui Zoom Meeting yang dilaksanan oleh Forum TBM dalam tagline Forum TBM Peduli: Aceh, Sumut, Sumbar. Kegiatan ini diikuti lebih seratus peserta dari Pengurus Pusat Forum TBM, Pengurus Wilayah Forum TBM, Pengurus Daerah Forum TBM, pengelola dan pegiat TBM, serta masyarakat Indonesia yang peduli pada bencana Sumatera.

Loading