Kabar  

Dari Keresahan Menjadi Aksi, Lahirlah TBM Insan Mandiri di Pasar Keong

Tidak semua perubahan lahir dari ruang rapat atau meja-meja birokrasi. Ada perubahan yang bermula dari kegelisahan sederhana, dari seorang anak kampung yang melihat masa depan generasi di sekitarnya meredup pelan-pelan. Dari keresahan itulah, berdirilah TBM Insan Mandiri di Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Sebuah ruang belajar alternatif yang kini menjadi pusat literasi masyarakat dan terus hidup hingga hari ini.

TBM Insan Mandiri resmi terbentuk pada 9 Februari 2019, tercatat dengan Nomor Keanggotaan Forum TBM 110122.10-2314 dan Nomor Pokok Perpustakaan 3602184J0000001. Namun, jejak emosionalnya sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum tanggal itu.

Akar Gerakan: Keprihatinan Seorang Mahasiswa

Tahun 2016, ketika sebagian mahasiswa sedang sibuk mengejar nilai dan organisasi, Suhenda, mahasiswa semester tiga justru dihadapkan pada kenyataan pahit. Banyak anak-anak di kampungnya yang berhenti sekolah setelah lulus SD. Bagi sebagian orang, itu dianggap lumrah. Namun bagi dirinya, itu adalah alarm tanda bahaya. Pendidikan tidak boleh berhenti di usia sekecil itu.

Dengan segala keterbatasan, Suhenda mulai mengumpulkan anak-anak lewat kegiatan bulanan. Ada lomba-lomba, mewarnai, permainan edukatif, hingga motivasi belajar. Kegiatannya sederhana dengan fasilitas seadanya, namun cukup untuk menjaga agar dunia pendidikan tetap dekat dengan anak-anak kampungnya.

Konsistensi itu berjalan bertahun-tahun. Dan setelah ia lulus kuliah, tekadnya semakin bulat. Ia mendirikan Taman Bacaan Masyarakat Insan Mandiri sebagai wadah resmi gerakan literasinya.

Sejak TBM berdiri, frekuensi kegiatan meningkat menjadi seminggu sekali. Perubahan pun mulai terasa. Anak-anak yang dulu tidak berniat melanjutkan sekolah kini berani melangkah ke tingkat SMP dan SMA. Bahkan beberapa sudah menembus perguruan tinggi. Dari sebuah rumah sederhana yang digunakan sebagai ruang belajar, TBM Insan Mandiri perlahan membuka pintu-pintu harapan baru.

Rumah Belajar Sederhana dengan Semangat Besar

Bangunan TBM Insan Mandiri bukan gedung megah. Ia berdiri di rumah orang tua pendiri yang sudah tidak ditempati. Rumah kosong itu kemudian sepenuhnya dijadikan ruang belajar masyarakat. Hingga kini, TBM memiliki koleksi 1335 buku bacaan, 2 rak buku (1 dari Perpusnas, 1 rak kayu buatan sendiri) dan 30 meja belajar anak.

Sementara para penggeraknya adalah:

●      Pendiri dan Ketua: Suhenda

●      Sekretaris: Didi Maulana

●      Bendahara: Siti Ina

●      Bidang Pengembangan Sumber Daya Organisasi: Mohamad Alif Sehabudin

●      Bidang Kajian Strategis dan Kemitraan: Aldi Wiguna

●      Bidang Program dan Pemberdayaan: Siti Saleha

●      Bidang Media dan Publikasi: M. Suherli

Di tengah segala keterbatasan, merekalah yang memastikan TBM tetap bernapas dan berjalan sesuai visi dan misi yang diterapkan. Visi TBM Insan Mandiri adalah: Meningkatkan minat baca dan kompetensi Masyarakat. Sementara Misinya adalah:

  1. Mengoptimalkan dan mengembangkan budaya baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat gemar belajar yang berdampak pada peningkatan mutu sumber daya manusia.
  2. Menjadi pusat pembelajaran, pemberdayaan serta peningkatan kebutuhan belajar masyarakat sekitar.
  3. Sebagai wadah komunikasi dan interaksi positif dan konstruktif yang bersifat kekeluargaan diantara warga, antar pengurus TBM dengan pemerintah maupun dengan pihak-pihak lain dalam maupun di luar negeri.
  4. Mewadahi, menyalurkan aspirasi dan prakarsa dalam memelihara warga belajar pendidikan keaksaraan yang dinilai telah bebas buta aksara sehingga tidak kembali buta aksara.
  5. Memelihara semangat kerja dan nilai-nilai luhur pengabdian TBM Insan Mandiri terhadap masyarakat.

Minggu Ceria: Ikon TBM yang Mendekatkan Anak pada Dunia Belajar

Dari berbagai kegiatan, Minggu Ceria menjadi program yang paling melekat di hati masyarakat. Setiap Minggu pagi hingga siang, anak-anak berkumpul untuk mengikuti kegiatan; Senam Anak Indonesia Hebat, Kelas Egrang, Bimbingan Belajar Gratis, Praktik Membaca Nyaring.

Lebih dari sekadar kegiatan belajar, Minggu Ceria menjadi ruang interaksi sosial, tempat anak-anak membangun kepercayaan diri, dan ruang aman bagi masyarakat untuk merasa “punya tempat pulang.”

Meski lahir dari kampung kecil, TBM Insan Mandiri tidak berjalan sendirian. Sejumlah lembaga dan komunitas pernah berkolaborasi, seperti Badan Bahasa, YBM PLN UID Banten, PKK Kabupaten Lebak, Forum Anak Kabupaten Lebak, Komunitas Urban Farming Lebak, Bunda PAUD Kabupaten Lebak, KKN Tematik Literasi Untirta. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa gerakan literasi dapat berkembang ketika ada kepercayaan dan komitmen bersama.

Tantangan dan Peluang

Meski dampaknya terasa nyata, TBM Insan Mandiri tetap menghadapi berbagai keterbatasan: minimnya SDM relawan, fasilitas yang masih seadanya, hingga peluang kolaborasi yang belum maksimal. Namun keyakinan untuk tumbuh tidak pernah padam. TBM terus berupaya memperluas dampak bagi masyarakat.

Saat ini, TBM Insan Mandiri tengah menyiapkan Festival Literasi Masyarakat 2025, yang direncanakan berlangsung pada 28 Desember 2025. Acara ini diharapkan menjadi ajang kolaborasi lintas komunitas sekaligus memperluas jangkauan gerakan literasi di Kabupaten Lebak.

TBM Insan Mandiri bukan hanya tempat membaca. Ia adalah rumah untuk semangat belajar, rumah bagi mimpi-mimpi anak kampung, dan ruang bagi siapa saja yang ingin tumbuh bersama. Gerakan ini lahir dari kepedulian, tumbuh dari kebersamaan, dan bertahan karena keyakinan bahwa pendidikan adalah hak semua orang.

Aktivitas TBM dapat diikuti melalui: Instagram: @tbm.insanmandiri dan akun TikTok: @tbm.insanmandiri

Loading

Penulis: MunasyarohEditor: Heri